Nama
adalah harapan, nama adalah doa, nama juga bisa menyimpan sejarah dan kenangan.
Setiap bayi yang baru lahir sudah diberikan beban yang sangat berat oleh orang
tuanya. Seperti nama Muhammad, orang tuanya berharap kelak ia menjadi manusia
teladan seperti nabi Muhammad SAW.
Usia
Perpustakaan Jalanan sudah satu bulan lebih, sudah saatnya diberikan nama.
Focalis (Forum membaca dan menulis) menjadi opsi pertama, kemudian muncul
beberapa kandidat nama seperti Komunitas Tanda Baca, Jus Aksara, Fajar Buku,
Focasa (Forum baca aksara), Carasa (baca aksara baca semesta). Tapi semua itu
hanya celotehan-celotehan saja. Akhirnya “Bacalima” terpilih menjadi nama
komunitas yang baru lahir ini.
Kenapa
sih Perpustakaan Jalanan ini harus deberi nama “Bacalima”? Sebenarnya buat
keren-kerenan aja sih (walaupun memang terdenganrnya norak ). Tapi bukan hanya sekedar
keren-kerenan, nama Bacalima pu nya makna dan pilosofi.
Bacalah!
Adalah wahyu pertama yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW. Dalam al-Quran
kata baca dengan bentuk fi’il amr (perintah) disebutkan pada lima ayat yang
berbeda. Yaitu: QS. Al-Isra: 14, QS. Al-Haqah: 19, QS. al-Muzammil: 20, QS. Al-‘Alaq:
1 dan QS. Al-‘Alaq: 3. Maka lahirlah “Bacalima”.
Sebenarnya
kata baca dalam al-Quran memiliki dua term, yaitu qa-ra-a dan ta-la. Makna
qa-ra-a bukan hanya sekedar membaca teks, tapi juga membaca situasi,
kondisi atau juga peka terhadap lingkungan, sedangkan ta-la terbatas
pada membaca teks. Keren kan? Biasa aja sih.
Saat
ini kegiatan kami baru buka lapak Perpustakaan Jalanan di Situ Gintung setiap
hari minggu. Suatu hari nanti jika komunitas ini tumbuh besar dan banyak yang
ikut berpartisipasi kita akan buka kegiatan-kegiatan sosial lainnya, atau
mungkin duduk bareng, ngaji, diskusi membahas karaya-kara ilmiah atau nonilmiah.
Sesekali ngarep boleh kan? Kami akan sangat senang sekali jika anda
semua ikut bergabung, semakin banyak yang datang maka bocah yang baru lahir
bernama Bacalima ini tidak merasa kesepian.